Membangun Homelab Server
Pembuka
Salam,
Memiliki homelab server merupakan kebutuhan bagi orang yang punya rasa penasaran yang tinggi seperti saya. Selain bisa jadi sarana “utak-atik”, memiliki homelab server juga saya harap bisa menjadi sarana belajar yang “aman” karena apabila nanti saya “fucked up” saya tidak merugikan siapa pun.
Pada tulisan ini, saya akan menceritakan bagaimana saya membangun Homelab server pribadi saya dari nol, dan apa saja yang saya lakukan dengan homelab ini.
Hardware
Adapun perangkat keras yang saya gunakan untuk membangun homelab server sederhana saya adalah sebagai berikut.
Komputer bekas (HP ThinClient T620 plus F5A60AA)
Memilih device yang mumpuni untuk kebutuhan homelab ini memakan proses yang lumayan panjang, banyak pertimbangan yang harus saya perhatikan dalam memilih perangkat yang saya gunakan. Salah satu yang paling penting adalah budget (hehe). Dan akhrirnya pilihan saya jatuh pada HP ThinClient T620 plus.
Spesifikasi dari HP ThinClient T620 plus adalah sebagai berikut:
- Processor AMD GX-420CA 2GHz (4 cores 4 threads)
- AMD Radeon HD 8400E
- Memory 4 GB
- Storage 16 GB
Jumlah core pada processor yang dimiliki oleh HP ThinClient T620 plus menjadi salah satu alasan penting dalam saya memilih perangkat ini sebagai senjata utama saya membangun homelab server pribadi saya. Dengan harga yang cukup terjangkau, kita ditawarkan processor dengan jumlah inti 4 cores dan 4 threads dan kecepatan hingga 2GHz. Selain itu, device ini juga sudah mendukung virtualization. Saya harap device ini nanti bisa menjalankan beberapa virtual machine bersamaan.
Namun, untuk menjalankan beberapa virtual machine secara bersamaan tidak akan mungkin dengan memory hanya 4GB dan Storage 16GB. Untuk itu, saya melakukan upgrade memory 8GB dan storage menjadi 128GB.
Network Interface (TPLINK TL-WR840N)
Benar! Apa itu homelab tanpa koneksi internet? Beruntungnya saya, fasilitas koneksi internet telah disediakan oleh penyedia kost dengan kualitas koneksi yang stabil dan transfer rate yang lumayan cepat.
Namun, sayangnya HP ThinClient T620 plus tidak disertai oleh wifi adaptor. Saya memiliki 2 pilihan agar homelab ini dapat koneksi internet. Membeli wifi adaptor atau menghubungkan device ini dengan kabel LAN dan konektor RJ-45.
Berbagai pertimbangan saya lakukan hingga akhirnya saya memimilih untuk membeli TPLINK TL-WR840N. Selain harganya yang terjangkau, device ini juga memiliki 4 mode penggunaan yaitu Router mode, Access Point mode, Range extender mode, dan WISP mode. Wah… mungkin kedepan alat ini bisa kita “utak-atik” juga hehe.
Video Capture
Monitor! Tentu saja kita perlu alat untuk menampilkan output device yang kita gunakan. Baik dalam proses instalasi maupun ketika menggunakannya sehari-hari nanti. Tapi, karena meja saya sempit dan sehari-hari kerja dengan laptop yang udah ada monitornya. Sepertinya tidak butuh-butuh amat untuk membeli monitor.
Lalu, bagaimana saya akan mengoperasikan homelab ini nantinya? Setelah riset beberapa hari akhirnya ketemulah solusinya, video capture card. Alat ini biasanya digunakan oleh para streamer untuk menampilkan output video dari source yang berbeda seperti PS3, PS4, dll. Wah.. Keren banget, pasti harganya mahal? Oh tidak juga, ternyata ada yang menjualnya dengan harga di bawah Rp. 100 ribu.
Operating System
Pemilihan sistem operasi merupakan satu hal yang sangat krusial dalam membangun homelab. Karena pemilihan sistem operasi akan sangat mempengaruhi environment ritual “utak-atik” kita nantinya.
Ada beberapa pilihan sistem operasi yang menjadi pertimbangan saya dalam membanung homelab ini.
OS dengan Dekstop Environment
Menggunakan dekstop environment berbasis linux ataupun windows tentunya akan sangat memudahkan dalam pengoperasian homelab ini nanti. Pada dekstop kita gunakan virtualbox untuk menginstal beberapa virtual machine. Namun, menggunakan dekstop environment saya kira akan sangat boros resorce nantinya. Dalam keadaan idle pun penggunaan CPU dan Memory mesin dengan desktop environment lumayan gede.
Casa OS
Casa OS sangat populer digunakan sebagai sistem operasi dalam pembuatan homelab server karena pengoperasiaannya sangat mudah, cukup buka browser dan klik klik klik. Namun, kemudahan yang ditawarkan ini sangat berseberangan dengan semangat “utak-atik” yang saya miliki (hehe)
Virtualization Platform
Virtualization adalah teknologi yang mampu membuat satu komputer atau server menjalankan beberapa sistem operasi secara berasamaan menggunakan satu mesin fisik yang sama. Salah satu platform yang digunakan untuk virtualization adalah Proxmox Virtual Environment
Proxmox dapat melakukan 2 jenis virtualization yaitu Kernel Based Virtualization dan Container-based virtualization. Proxmox dilengkapi dengan web-based management interface sehingga dalam pengoperasiannya bisa sangat mudah melalui browser. Berarti, saya dapat mengoperasikan proxmox melalui HP atau tablet. Konon katanya, proxmox juga ada mobile appsnya yang bisa diinstall melalui playstore.
Keren parah!! Yaudah kita pakai proxmox aja.
Penutup
Sekian tulisan hari ini, untuk proses setup dan installasi, akan saya ceritakan nanti.